A. Pengertian Penelitian
Ada
beberapa pengertian penelitian menurut buku dan para ahli, diantaranya :
Pengertian penelitian
adalah usaha manusia yang di lakukan untuk mencari jawaban atas suatu
keingintahuan. Sebagaimana berteori, penelitian juga merupakan aktivitas
sehari-hari yang di lakukan oleh setiap orang, baik di dasari maupun tidak.
Karena setiap waktu kita selalu menemukan hal-hal baru dan senantiasa mencari
penjelasan/jawaban tentang penyebab, factor-faktor yang mempengaruhi, serta
akibat-akibat yang di timbulkannya.
Dalam penelitian dikenal
apa yang di sebut metodologi penelitian dan metode penelitian. Metodologi penelitian adalah strategi
dalam melakukan penelitian termasuk tahapan-tahapan yang di lakukan melakukan
penelitian. Tahapan ini meliputi :
1.
Pendekatan
yang di pilih (positivism atau alternative)
2. Penetapan
tujuan studi
3. Perumusan
research question
4. Pengumpulan
data
5. Dan
penulisan laporan
Sedangkan
metode penelitian merupakan dari
bagian dari metodologi yang secara khusus mendeskripsikan dengan cara
mengumpulkan dan menganalisis data[1].
Dalam bahasa inggris istilah penelitian disebut
(research), berasal dari kata (re) artinya kembali dan (to reasrch) artinya menemukan atau
mencari. Adapun yang di temukan cari atau dicari dalam hal ini adalah jawaban
atau kebenaran dari pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam fikiran manusia atas
suatu masalah yang muncul dan perlu untuk di pecahkan.dalam hal ini, penelitian
merupakan suatu sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari
segiteoritis maupun praktis. Penelitian merupakan suatu bagian pokok dari ilmu
pengetahuan, yang bertujuan untuk lebih mengetahui dan lebih mendalami segala
segi kehidupan. Betapa besarnya manfaat dan kegunaan penelitian, kiranya sulit
untuk di sangkal, oleh karena dengan penelitian itulah manusia mencari
kebenaran dari pada pergaulan hidup ini, yang di tentukan oleh pribadi manusia,
lingkungan social dan lingkungan alam[2].
Penelitian pada hakekatnya adalah suatu kegiatan
ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah.
Pengetahuan yang di peroleh dari penelitian terdiri dari fakta, konsep,
generalisasi dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami fenomena dan
memecahkan masalah yang di hadapinya.masalah penelitian dapat timbul akibat
adanya kesulitan yang mengganggu kehidupan manusia atau semata-mata karena
dorongan ingin tahu sebagai sifat naluri manusia. Baik untuk masalah penelitian
yang timbul karena adanya kesulitan yang di hadapi manusia maupun karena naluri
ingin tahu, di perlukan jawaban yang dapat diandalkan berdasarkan yang
benar.kebenaran yang dipegang teguh dalam penelitian adalah kebenaran ilmiah,
yaitu kebenaran yang bersifat mutlak.penelitian berusaha memperoleh pengetahuan
yang memiliki kebenaran ilmiah yang lebih sempurna dari pengetahuan sebelumnya,
yang kesalahanya lebih kecil dari pada pengetahuan yang telah terkumpul
sebelumnya[3].
B. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian antara lain:
a.
Memperoleh
informasi baru. Pada penelitian biasannya seorang peneliti akan berubungan
dengan data atau fakta baru. Walaupun suatu data atau fakta tersebut telah ada da
nada pada suatu tempat dalam waktu lama (data sejarah), namun apabila fakta dan
data tersebut terungkap dan di sajikan secara sistematis maka dapat dikatakan
data dan fakta masih tetap baru.
b.
Mengembangkan
dan menjelaskan. Merupakan tujuan penelitian yang lain dan penting karena hanya
melalui penelitian suatu cakrawala teori ilmu pengetahuan dapat di kembangkan.
c.
Menerangkan,
memprediksi dan mengontrol suatu variabel. Seseorang yang dapat menguasai ilmu pengetahuan yang
mencangkup fungsi menerangkan, memprediksi, dan mengontrol sesuatu maka dapat
di katakan bahwa orang tersebut adalah berpengetahuan atau seorang umaroh.
C. Jenis-jenis
Penelitian
Penggolongan jenis-jenis
penelitian tergantung kepada pedoman dari segi mana penggolongan itu di tinjau[4]. Keseragaman dasar tinjauan penggolongan belumlah
tercapai. Namun secara umum dapatlah di catat jenis-jenis penggolongan sebagai
berikut:
a. Penggolongan menurut bidangnya: penelitian pendidikan,
penelitian sejarah, penelitian bahasa, penelitian ilmu teknik, penelitian
biologi, penelitian ekonomi, dan sebagainya
b.
Penggolongan menurut
tempatnya: penelitian laboratorium, penelitian perpustakaan, dan
penelitian kancah.
c.
Penggolongan menurut pemakaianya: penelitian murni (pure research) dan penelitian terpakai (applied
research).
d.
Penggolongan menurut tujuan umumnya: Penelitian eksploratif,
penelitian developmental, dan penelitian verifikatif.
e. Penggolongan menurut tarafnya: Penelitian deskriptif dan penelitian inferensial.
f.
Penggolongan menurut approachnya: penelitian longitudinal dan penelitian cross-sektional[5].
D. Macam-macam Penelitian
Secara
garis besar, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek bagaimana suatu
bentuk penelitian dilihat dan dibedakan. Beberapa
aspek tinjauan tersebut: aspek tujuan, aspek metode, dan aspek bidang kajian.
1.
Klasifikasi bentuk penelitian dari aspek tujuan. Ada dua macam tujuan
yaitu:
a. Penelitian Dasar. Suatu
bentuk penelitian dikatakan penelitian dasar apabila para peneliti yang
melakukan penelitian mempunyai tujuan perluasan ilmu dengan tanpa memikirkan
pada pemanfaatan hasil penelitian tersbut untuk manusia maupun masyarakat.
b.
Penelitian Terepan.
Penelitian juga sering disebut sebagai applied research. Para peneliti
dalam hal ini mengadakan penelitian atas dasar permasalahan yang signifikan dan
hidup dimasyarakat sekitarnya. Tujuan para peneliti yang utama adalah
memecahkan masalah dan hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
manusia baik secara individual maupun secara kelompok maupun keperluan industri
atau pengusaha dan bukan untuk wawasan keilmuan.
2. Klasifikasi
penelitian menurut aspek metode. Pengelompokan
bentuk penelitian yang sering pula di lakukan oleh para peneiti adalah
klasifikasi bentuk penelitian menurut aspek metode yang di gunakan. Beberapa
macam bentuk penelitian di lihat dari segi metode dapat di lihat dalam
keterangan di bawah ini.
a. Penelitian
Deskriptif. Klasifikasi yang pertama sering di temui dalam bidang social,
ekonomi, dan pendidikan ialah penelitian deskriptif. Pada penelitian deskriptif
ini, para peneliti berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang di lakukan
pada obyek tertentu secara jelas dan sistematis.
b. Penelitian
Sejarah. Penelitian sejarah atau historical research ini juga di lihat
sepintas sama dengan penelitian deskriptif. Keduanya sama-sama menggunakan
penggambaran secara komprehensip tentang obyek atau subyek penelitian. Yang
membedakan dalam penelitian sejarah, peneliti lebih memfokuskan pencarian data
dengan metode wawancara pada pelaku sejarah, misalnya para pimpinan yang
terlibat dan tokoh-tokoh masyarakat yang mengalami dan menggunakan
sumber-sumber lain termasuk obyek
peninggalan kejadian, prasasti, dan buku-buku yang berkaitan erat dengan
peristiwa yang di teliti. Tujuan dari kegitan tersebut ialah untuk memperoleh
gambaran secara obyektif terhadap peristiwa besar atau obyek yang di teliti. Di
Negara berkembang termasuk di Indonesia ini, peneliti sejarah belum menjadi
perhatian yang serius oleh para ahli di bidangya. Oleh karena itu, tidak aneh
jika terjadi penyimpangan terhadap obyektifitas yang dapat berakibat sebagai
berikut.
1) Peristiwa
besar daam kehidupan masyarakat yang di ambil dengan metodologi penelitian yang
valid masih kurang.
2) Peristiwa
biasa menjadi peristiwa legendaris dan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
3) Banyak
di gunakan oleh para penguasa untuk memperoleh legitimasi yang lebih besar dan melanggengkan
kekuasaanya.
c.
Penelitian survei. Bentuk
penelitian yang kedua ini seringpula di sebut sebagai penelitian normative atau
atau penelitian status. Penelitian survei biasanya tidak membatasi dengan satu atau beberapa
variabel. Para peneliti pada umumnya dapat menggunakan variabel serta populasi
yang luas sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak di capai. Hasil yang luas
dari penelitian survei juga dapat di gunakan untuk bermacam-macam tujuan
seperti berikut.
1)
Penelitian
ini dapat di gunakan sebagai bentuk awal penelitian yang telah di rencanakan
untuk di tindak lanjuti dengan penelitian-penelitian lain yang lebih spesifik.
2) Dengan penelitian survei, para peneliti
dapat melakukan eksplorasi dan deskriptif sebagai tujuan penelitian.
3) Dengan penelitian ini, mereka juga
dapat melekukan klasifikasi terhadap permasalahan yang hendak di pecahkan
kemudian.
d.
Penelitian
ex-postfakto. Penelitian ini di sebut penelitian ex-postfakto karena para peneliti
berhubungan dengan variabel yang telah terjadi dan mereka tidak perlu
memberikan perlakuan terhadap variabel yang diteliti.
e.
Penelitian
eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian
yang ada. Karen adalam penelitian eksperimen para peneliti mellakukan tiga
persyaratan dari suatu bentuk penelitian. Ketiga persyaratan tersebut, yaitu
kegiatan mengontrol, memanipulasi, dan observasi.
f.
Penelitian
kuasi eksperimen. Kuasi arti lain dari semu. Penelitian kuasi eksperimen dapat
diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu.
3.
Klasifikasi penelitian menurut bidang garapan. Dapat dibedakan menjadi 2:
a. Penelitian Kependidikan.
Bidang garapan yang menjadi pokok penelitian adalah menekankan pada sekitar
masalah pendidikan, baik yang mencakup faktor internal pendidikan termasuk:
komponen guru, siswa, kurikulum sistem pengajar, manajemen pendidikan dan
hubungan lembaga dan masyarakat. Disamping itu penelitian itu penelitian juga
mencakup faktor eksternal seperti: kebijakan pemerintah terhadap lembaga
pendidikan, pengaruh gaya hidup elit politik terhadap prospek pendidikan,
pengaruh kehidupan sosial dan ekonomi terhadap pendidikan generasi muda, dan
sebagainya.
b. Penelitian Non
Kependidikan. Penelitian non kependidikan ini mempunyai cangkupan yang luas
sekali seluas bidang keahlian dan variasi dari para pembaca, dapat dimasukkan
sebagai penelitian non kependidikan. Untuk memberikan semacam acuan di bawah
diberikan kemungkinan contoh-contoh penelitian non kependidikan: penelitian
sosial, ekonomi, politik, kebijakan pemerintah, sejarah, antropologi dsb.
E. Ciri-ciri Penelitian Ilmiah
1.
Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
2.
Rigor,
teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
3.
Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
4.
Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
5.
Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan
emosional;
6.
Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
7.
Precision, Mendekati
realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
8.
Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah.
Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah.
Umumnya ada lima karakteristik penelitian
ilmiah, yaitu :
a.
Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
b.
Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
c.
Empirik
Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian.
Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu
c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
d.
Obyektif,
Artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
Artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
e.
Replikatif,
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti[6].
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti[6].
F.
Fungsi Penelitian
Penelitian
menghasilkan pengetahuan yang dapat dipakai untuk mendeskripsikan fenomena,
menjelaskan hubungan antar fenomena, meramalkan fenomena yang akan terjadi
secara ilmiah dan akurat dan mengendalikan berbagai fenomena dan kekuatan alam
untuk berbagai keperluan. Dengan demikian penelitian mengemban fungsi-fungsi
penting sebagai berikut:
- Sebagai
cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Hasil penelitian dapat berupa
temuan-temuan baru, dukungan atau koreksi terhadap temuan dan teori yang
sudah ada.
- Sebagai
alat pemecahan masalah praktis di lapangan. Pelaksanaan program dalam
berbagai bidang dapat memanfaatkan hasil penelitian atau melaksanakan
sendiri penelitian-penelitian tindakan (action research) untuk
mempelajari timbulnya suatu masalah sehingga dapat mengambil langkah untuk
mengatasinya.
- Sebagai
penyumbang informasi penting bagi pembuatan kebijakan dan perencanaan program
pembangunan. Pembuatan kebijakan sangat mengandalkan hasil dari suatu
tindakan penelitian.
- Sebagai cara untuk mengembangkan teknologi.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) tergantung dari hasil
penelitian.[7]
- Menemukan seuatu yang baru. Walaupun banyak cara
untuk dapat menemukan informasi atau hasil karya baru, dalam dunia
pengetahuan penemuan yang dilakukan melalui suatu kegiatan penelitian
adalah hasil yang andal dan mendapat pengakuan dari kalangan ilmuan.
Melalui penelitian yang baik, hasil temuan dapat diakui oleh para ahli di
bidangnya.
- Melakukan validasi terhadap teori lama. Hasil
penelitian digunakan sebagai konfirmasi atau pembaruan jika terjadi
perubahan yang nyata terhadap paradigma teori yang telah lama berlaku.
Melalui penelitian, hasil temuan yang memang dapat berlaku secara
universal, dapat diangkat menjadi hukum yang mungkin berlaku sepanjang
waktu.[8]
G. Tahap-tahap
Penelitian
- Memilih
Masalah. Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan yang menyangkut
persoalan yang cukup penting untuk dijadikan masalah penelitian. Masalah
tersebut harus merupakan persoalan yang dapat dijawab melalui penyelidikan
ilmiah. Selain itu, masalah itu harus juga merupakan persoalan yang belum
ada jawabannya, tetapi sarana untuk mencari jawaban itu, yakni melalui
pengumpulan data dan analisis data, dapat diperoleh.
- Tahap
Analisis. Sesudah masalah yang akan diteliti diidentifikasi, tahap berikut
adalah tahap analisis. Tahap ini menuntut pengkajian yang mendalam
terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya, yang mungkin telah dilakukan
terhadap masalah tersebut. Pembahasan hasil penelitian yang berkaitan ini
amat diperlukan guna memperoleh pengertian yang dalam mengenai masalah
penelitian, serta agar dapat memberikan latar belakang bagi perumusan
hipotesis yang merupakan aspek penting dari tahap analisis ini. Pedoman
terbaik untuk mendapatkan hipotesis yang tepat adalah dengan menganalisis
secara cermat data yang ada dan bersangkut-paut dengan masalah penelitian.
- Memilih Strategi Penelitian dan Mengembangkan Instrumen.
Masalah penelitian akan menentukan
metode penelitian yang harus dipakai. Ada masalah yang memrlukan
eksperimentasi, ada pula yang mungkin dapat diatasi dengan memakai
strategi penelitian deskriptif. Selanjutnya, pemilihan metode penelitian
akan mempengaruhi penyusunan rancangan penyelidikan (design) dan
prosedur-prosedur pengukuran variabel. Alat-alat (instrumen)
pengukuran variabel ini mungkin sudah tersedia dan merupakan alat pengukur
baku, atau bisa juga masih harus dikembangkan oleh peneliti sendiri.
- Mengumpulkan dan Menafsirkan Data.
Konsekuensi-konsekuensi hipotesis penelitian yang dicapai melalui deduksi
harus diuji terlebih dahulu. Oleh karena itu, tahapan ini memerlukan
pengumpulan data, yang meliputi pekerjaan rutin seperti mengurus instrumen
penelitian, menyimpan catatan-catatan, menyusun jadwal dan sebagainya.
Berbeda dengan anggapan umum, tahap ini biasanya memerlukan waktu yang
jauh lebih sedikit daripada tahap-tahap perencanaan penelitian sebelumnya.
Sesudah dikumpulkan, selanjutnya data harus dianalisis, bisanya secara
statistik. Kemudian peneliti melakukan penafsiran yang tepat terhadap
hasil penelitian yang diperoleh.
- Melaporkan Hasil Penelitian. Para peneliti harus
berusaha agar prosedur, hasil-hasil dan kesimpulan-kesimpulan penelitian
mereka tersaji dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh orang lain, yang
mungkin berminat terhadap masalah yang diteliti. Untuk itu diperlukan
suatu penyajian yang jelas dan ringkas tentang langkah-langkah yang
ditempuh dalam penelitian itu.[9]
[1] Efferin, Sujoko,dkk. 2004. Metode
Penelitian Untuk Akutansi: Sebuah Pendekatan Praktis. Malang: Bayumedia.
Hlm 7
[3] Ibid, hlm 2
[4] Hadi, Sutrisno,1986. Metodologi
Research, Di kutiip Dari Ahmad Tanzeh, 2011. Yogyakarta: Teras. Hlm 4
[5] Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi
Penelitian Praktis. Yokyakarta: Teras. Hlm 4
[6] Winchester, Dean.Tanpa Tahun. Ciri-ciri penelitian Ilmiah. (Online). http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2026144-ciri-ciri-penelitian-ilmiah/#ixzz1s1Q0RYuY. Di akses 15 April 2012
[7] Ahmad Tanzeh.2011.Metodologi Penelitian Praktis.Yogyakarta:Teras.Hal:7
[8] Sukardi.2003.Metodologi Penelitian Pendidikan.Jakarta:
PT.Bumi Aksara.Hal:9
[9] Arief Furchan.1982.Pengantar
Penelitian dalam Pendidikan.Surabaya:Usaha Nasional.Hal:46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar